Oleh Sahabati Ukhti Risky Nurul Aeni
Kesenjangan
ekonomi, kriminalitas, kelaparan, malnutrisi, bencana alam, konflik
berkepanjangan serta jutaan permasalahan lain yang mendera Indonesia setidaknya
bisa menjadi cerminan bagaimana implikasi akibat krisis kepemimpinan yang
berkepanjangan di negeri ini sudah semakin mengkhawatirkan dan mendesak untuk
dicarikan solusinya.
Berbagai
problematika yang terus berulang dan tak kunjung berakhir tersebut menjadi
pemicu munculnya berbagai istilah yang menjadi gambaran keadaan bangsa ini.
Negeri auto-pilot, mungkin istilah inilah yang sedang ramai dibicarakan
oleh masyarakat luas, menggambarkan bagaimana bangsa ini seakan-akan bergerak
sendiri tanpa kendali sesosok pemimpin arif yang bisa membawa kejelasan akan
masa depan bangsa ini.
Mungkin
kita merindukan sosok pemimpin setegas Soekarno, secerdas M.Hatta dan sepiawai
M.Natsir. Namun yang harus diingat adalah kita hidup dimasa kini, bukan dimasa
lampau. Kita tidak boleh terjebak dalam romantisme sejarah, harus ada
regenerasi yang nantinya bisa melanjutkan cita-cita para Founding Father
kita, tentunya dengan gaya kepemimpinan generik yang tercipta dengan proses
penempaan bukan dengan cara yang instan.
Lalu muncul pertanyaan, dimana
posisi dan peran mahasiswa ?
Dalam
sejarah keberjalanan bangsa ini, mahasiswa sudah memainkan peranan penting.
Mulai dari zaman pra-kemerdekaan sampai zaman pasca-kemerdekaan, dari zaman
pelajar-mahasiswa stovia sampai gerakan mahasiswa 1998. Semuanya berbicara
tentang perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa ini, semuanya dilandasi atas
kecintaan atas bumi pertiwi.
Urgensi Memahami Peran Kepemimpinan
Namun
kini zaman telah berubah, permasalahan yang dihadapi juga berubah, tanpa
bermaksud mengecilkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi para pendahulu
kita, yang kita hadapi sekarang jauh lebih kompleks dan membingungkan, dalam
artian banyak yang sadar akan masalah yang dihadapi bangsa kita, namun semakin
banyak pula yang apatis dan melepas tangan begitu saja sambil terus
memperjuangkan ego serta kepentingan sendiri maupun kelompoknya.
Semakin
banyak gagasan sertai ide besar yang keluar dari mulut rakyatnya, termasuk
mahasiswa, namun itu hanya sebatas di permukaan tanpa ada niatan untuk
merangkainya menjadi suatu narasi besar bangsa disertai tindakan nyata. Tidak
ada yang dilakukan selain mengkritik dan mencemooh. Semuanya hanya sia-sia.
Dalam
konteks peran kepemimpinan mahasiswa, mahasiswa dapat memainkan peranan dengan
menjadi garda terdepan dalam memecahkan permasalahan bangsa ini. Dengan
berbagai sumber daya yang dimiliki, mulai dari kemampuan intelektual, jaringan
dan semangat juang yang tinggi, kita sebagai mahasiswa harus memanfaatkan hal
tersebut.
Peran Mahasiswa Sekarang dan
Selamanya
Menjadi
pemimpin yang nantinya memiliki peran untuk menyelesaikan berbagai persoalan
yang ada memang bukanlah pekerjaan yang ringan, namun bukan pula pekerjaan yang
mustahil untuk dilakukan. dengan berpijak kepada keyakinan bahwa setiap dari
kita merupakan pemimpin dan disertai dengan mengoptimalkan apa yang sudah
dikodratkan dalam individu mahasiswa.Kini sudah saatnya gerakan mahasiswa harus
dapat bertransformasi menjadi lokomotif perbaikan yang nantinya dapat
menggerakan puluhan,ratusan bahkan ribuan gerbong perubahan.
Tidak
boleh lagi ada excuse yang membuat kita menunda-nunda kebaikan yang
ingin kita lakukan. Kontribusi dan pengabdian disertai keikhlasan dalam bingkai
kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk menjawab setiap
permasalahan bangsa ini, dan mahasiswa harus menjadi contoh serta penggerak hal
tersebut sehingga nantinya kita bisa melihat ibu pertiwi kita kembali tersenyum
melihat para rakyatnya bergeliat untuk merubah nasib masa depan bangsanya.
0 komentar
click to leave a comment!
EmoticonEmoticon