search here and find more articles

Nietzsche Bagian 2

5 Februari Tahun 1883 

Untuk pertama kalinya Ubermensch tampil di hadapan publik, dia mendapat masalah. Semua orang menertawakan apa yang dia katakan pada mereka. Semua tidak percaya bahwa dia adalah manusia yang tanpa Tuhan yang mampu hidup lebih baik dari manusia-manusia bertuhan. Berbagai kecaman dia dengan santai sambil tetap bertahan pada pendiriannya sebagai Ubermensch yang menyebarkan keabadian. Meski dirinya tidak diterima oleh publik pertamanya, dia meyakini satu hal, dunia ini tak sesempit pandangan mata. Ada dunia lain yang sangat membutuhkan kehadirannya. Akhirnya dia mengungsikan diri di sebuah pulau dan menulis pesan-pesan keabadiannya. 

Buku yang ditulisnya langsung mendapatkan sambutan luas di dunia. Banyak yang mengaguminya dan lebih banyak lagi yang mengutuknya. Tulisan-tulisan Ubermensch dianggap berbahaya. Meski demikian dia tetap bertahan pada misinya menyebarkan keabadian bagi seluruh umat manusia untuk hidup tanpa derita. 

Para penguasa dari timur hingga ke barat menyepakati untuk menghukum dengan menghalalkan darahnya. Membunuhnya adalah pahala yang tak terhingga di hadapan tuhan. Mereka membuat
saembara yang menghebohkan seluruh dunia. Darah Ubermensch halal. Orang yang berhasil membunuhnya akan mendapatkan penghargaan “Award of Theis” dan tiket ke surga Firdaus. Sebuah penghargaan yang diberikan oleh lembaga masyarakat pemimpin agama sedunia.

Ayatullah Khomaeni dari Republik Islam Iran menjanjikan pada orang yang berhasil membunuhnya sebuah istana megah di pusat kota Iran lengkap dengan isinya. Dari halaman yang luas dengan taman bunganya, ruang tamu dengan berbagai lukisan terkenal, kamar tidur bersama perempuan-perempuan cantiknya, calon istri bagi si pemenang. Hingga dapur yang sudah dilengkapi dengan para koki internasional. Syaratnya satu memusnahkan “Ubermensch”. 

Paulus pemimpin agama Masehi sedunia pun mengutuk tulisan-tulisan Ubermensch yang dianggap sebagai penyebar bid’ah. Vatikan mengeluarkan keputusan untuk memberikan imbalan hidup makmur bagi siapapun yang berhasil membunuh “Ubermensch”. Demikian pula yang dilakukan oleh penguasa India. Hindu dan Budha menyetujui pembunuhan atas “Ubermensch” dan Ghandi akan menghadiahi orang yang berhasil membunuhnya dengan “Taj Mahal”, warisan budaya yang tersisa di India. 

Tetapi di Indonesia, banyak orang yang mengagumi tulisan-tulisan Ubermensch. Dia menjadi idola seluruh anak muda. Meski hanya melalui buku-buku Ubermensch yang mereka baca dan melalui berita tentang Ubermensch, mereka yakin apa yang dicari selama ini. Orang yang dinantikan sudah lahir dan akan datang menolong mereka. Selama ini masyarakat Indonesia hanya mendapatkan derita. Pertikaian demi pertikaian tidak pernah usai, hidup diantara kumpulan para pemimpin yang serakah dan pongah. Keadilan sama sekali diabaikan. Rakyat semakin hari semakin kelaparan. 

Para pengemis berbaris di sepanjang jalan. Lampu merah menjadi tempat perkumpulan pengemis dan orang cacat. Negara seperti tidak bertanggungjawab pada kenyataan kemiskinan yang melanda. Undang-undang tinggal undang-undang, orang cacat tidak dirawat, anak-anak terlantar di jalanan. Sementara para penguasa ribut memperebutkan kekuasaan dan membagi-bagi kue diantara teman dan sejawat. Rakyat tetap melarat. Negeri kaya yang membawa sengsara bagi rakyatnya. 

Derita rakyat telah membuka mata generasi baru di Indonesia. Ketika mendengar berita tentang Ubermensch, mereka langsung memburu buku-buku yang ditulis oleh orang Jerman itu. Orang-orang yang dikutuk adalah pemimpin yang dinantikan yang akan menyelamatkan negeri ini. Doktrin itu sudah meresap dikalangan generasi baru Indonesia. Ubermensch dikutuk, Ubermensch dinantikan. Generasi baru di negara kaya ini sangat mengagumi keberanian Ubermensch dalam mengambil sikap tegas perjuangannya, merubah kesadaran manusia biasa menjadi manusia luarbiasa. Banyak hal yang membuat mereka kagum peda Ubermensch. Selain itu mungkin sudah budaya dari negeri seribu pulau ini, segala sesuatu yang berabu asing dipuja dan dijunjung serta dijadikan pegangan dalam bertindak. Menjadi trend hidup. 

Selama ini yang datang ke Indonesia hanya para artis dari Amerika atau negeri Barat yang lain yang melakukan tur, menjajakan kaset populer yang sangat digemari oleh hampir seluruh anak remaja di sini. Semuanya diterima dengan segala kemurahan hati orang-orang miskin. Hidup dalam hutang bukan menjadi penghalang untuk terus mendatangkan artis-artis dunia guna menghibur duka lara yang mendera. Biaya mahal tidak jadi soal. Duit habis bisa menghutang lagi. Toh negeri ini sangat kaya sumber daya alamnya. Budaya konsumtif yang menjerat generasi muda negeri ini ternyata tidak semuanya negatif. Mereka dapat memilih dan memilah yang mereka butuhkan. Saat mendengar berita Ubermensch, buku-buku yang ditulis oleh Ubermensch dalam pengasingannya dan yang ditulis oleh orang lain tentang tokoh yang satu ini laris manis di negeri ini. Mereka menantikan kedatangannya. 

Indonesia negara berkembang yang tak pernah berhasil berbuah. Hanya berkembang, kemudian kembang itu berguguran ditangan manusia biasa. Bukan Ubermensch. Itulah sebabanya, orang Indonesia yang mengagumi Ubermensch menantikan kedatangan Ubermensch ke negeri ini. Ada harapan yang menggantung dalam angan setiap pengagum Ubermensch. Mereka berharap orang Jerman itu akan membuat Indonesia bukan hanya berkembang tetapi juga berbuah. Buah yang manis dan lezat yang dinikmati oleh anak bangsa yang terus berjuang menghidupkan arti cinta dan kedamaian dinegeri pertikaian api ini. 

Kelompok pengagum Ubermensch ini kemudian mendirikan sebuah organisasi “New Age” yang mengakui kebenaran ajaran Ubermensch. Dipimpin oleh seorang yang mampu memadukan berbagai agama di dunia menjadi sebuah kesadaran utuh bagi para pengikutnya. Sebuah pernyataan resmi dibuat. Menolak tuntutan membunuh Ubermensch. Surat pernyataan itu dikirimkan ke seluruh penjuru dunia. Pemimpin organisasi ini memastikan surat pernyataan itu dikirim ke berbagai dunia melalui berbagai media. Siaran pers dilakukan secara tertutup, untuk hari pertama pernyataan membela Ubermensch. Surat-surat resmi dikirimkan ke berbagai negara. Dan surat elektrik pun menjadi sarana untuk menyampaikan berita spektakuler itu. Hari berikutnya pemimpin New Age melakukan siaran pers terbuka. Seluruh rakyat Indonesia mendengar pernyataannya yang dibacakan di depan puluhan kamera televisi baik milik swasta maupun milik pemerintah, yang laur maupun yang dalam. Wartawan CNN ikut hadir dalam siaran pers itu dan langsung merilay siaran tersebut di Amerika. Demikian pula dengan siaran-siaran televisi dunia yang lainnya. 

Berita besar. Sekelompok masyarakat kecil berkumpul menentang kebijakan dunia. Menentang pembunuhan atas Ubermensch. Nama pemimpin New Age langsung melejit, dibicarakan oleh orang diseluruh dunia. Bahkan PBB melakukan pertemuan khusus guna membahas penentangan organisasi New Age atas kebijakan bersama, menghalalkan darah Ubermensch. Pemerintah Indonesia dikecam oleh PBB, agar segera menghentikan kekonyolan yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan dirinya New Age. 

Dalam pertemuan tingkat dunia PBB mengambil keputusan untuk menekan Indonesia agar menghentikan kamapanye New Age dalam pembelaan atas Ubermensch. Ada tujuh alasan untuk menghentikan kampanye pembelaan Ubermensch.

Pertama, Ubermensch berbahaya karena mengancam Tuhan. Kedua, Ubermensch berbahaya karena merusak tata nilai yang sudah baku yang sifatnya universal. Ketiga, Ubermensch berbahaya karena akan merusak struktur pikiran masyarakat. Keempat, Ubermensch berbahaya karena mengakibatkan sikap nihilisme di kalangan masyarakat. Kelima, Ubermensch mengakibatkan pemberontakan rakyat jelata. Keenam Ubermensch menghancurkan kesadaran bertuhan, kesadaran akan kekuasaan. Ketujuh, Ubermensch mengakibatkan runtuhnya lembaga-lembaga keagamaan yang sudah baku. Mengancam Vatikan, Paulus, persatuan Gereja sedunia, persatuan Darma sedunia, persatuan masyarakat Islam sedunia dan persatuan-persatuan keagamaan yang lainnya. 

Kecaman PBB serta negara-negara lain di dunia membuahkan hasil. Hubungan luar negeri Indonesia kacau. Pemerintah Gus Dur kewalahan mengatasi masalah ini. Dia harus melanglang buana untuk menyelesaikan masalah pernyataan terbuka organisasi New Age. Baru satu bulan diangkat menjadi Presiden, Gus Dur sudah mengelilingi lima negara yang paling berpengaruh di dunia. Amerika, negeri paman Sam. Inggris, negeri Elizabeth. China, negeri komik Chinmi. Rusia, negeri mantan rezim komunis. Dan terakhir mengunjungi Ayatullah Khumaeni di Iran. Kunjungan-kunjungan itu dilakukan dengan satu misi meredakan kesalah pahaman. Menepis issu bahwa Indonesia membangkang dunia berkaitan dengan penghalalan darah Ubermensch. 

Kunjungan kenegaraan itu mendapat sorotan dari publik. Masyarakat pers dunia mempertanyakan kunjungan-kunjungan Gus Dur tersebut. Berbagai issu bermunculan seputar keliling dunia yang dilakukan oleh presiden yang baru satu bulan dilantik. Semua issu tersebut ditepis oleh presiden dengan satu jawaban “gitu aja kok repot”. Untuk apa merepotkan hal-hal kecil bila masih ada hal-hal besar yang bisa merepotkan. Bagi orang nomor satu di Indonesia ini, masalah pernyataan terbuka organisasi New Age adalah masalah besar yang sangat merepotkan dan harus segera diselesaikan. Bantuan luar negeri akan dihentikan bila masalah ini tidak selesai secepatnya. IMF mencabut perjanjian bantuannya karena tekanan Amerika. Indonesia akan mati. Gaji pegawai negeri bisa tak terbayar. Negera terancam kebangkrutan bila tidak segera menyelesaikan kesalahpahaman dunia terhadap pernyataan New Age. 

Kunjungan Gus Dur keluar negeri adalah satu hal. Sedangkan masalah pernyataan terbuka organisasi New Age adalah lain hal. Gus Dur gagal menyelesaikan masalah masalah gugatan dunia terhadap ketidakkompakan Indonesia dalam menghadapi kasus Ubermensch. IMF benar-benar tidak mencairkan dananya untuk Indonesia. Negara terancam pailit. Gus Dur harus segera membuka matanya terhadap kemiskinan di negeri ini. Lapangan kerja sangat sulit. Anak-anak banyak yang putus sekolah. Yang melanjutkan sekolahpun gagal dalam setudi. Gus Dur bertanggungjawab atas kemiskinan di negeri yang baru saja dipimpinnya. Dan dia dibebani tugas oleh dunia, menghentikan kegiatan organisasi New Age. 

Tetapi Gus Dur tahu, organisasi ini memiliki potensi untuk membuat Indonesia terkenal dan menjadi pembicaraan dunia. Satu hal yang harus dilakukan pemerintah dalam menyikapi masalah ini.
“Melindungi organisasi New Age.” Demikian pendapat salah seorang politikus. “Apabila Gus Dur membredel organisasi ini, maka Gus Dur akan kehilangan kredibilitasnya sebagai Presiden yang menjunjung demokrasi untuk negeri ini.” 

Setelah pernyataan tokoh politik ini, surat dukungan atas sikap “New Age” bermunculan tanpa diduga sebelumnya. Kuba negeri yang sangat jauh dari Indonesia, setelah mendengar pernyataan resmi organisasi New Age yang didukung oleh sekian banyak politisi terkemuka Indonesia. Secara resmi Kuba mendukung pernyataan itu dan dengan resmi pula mendukung sepenuhnya kegiatan Ubermensch. Bahkan mereka siap memberikan suaka politik bagi Ubermensch. 

Fidel Castro dalam pidato resmi kenegaraannya pada saat upacara peringatan kemerdekaan Kuba yang ke seratus lima tahun, seratus tahun pemerintahan Castro menyatakan, “Saudara-saudara sekalian diseluruh jagat raya. Sudah seratus tahun saya menjadi pemimpin negara, selama kurun waktu satu abad itu saya mendapatkan pengalaman yang tentu saja belum pernah di alami oleh presiden mana pun di dunia. Seandainya saya ini manusia yang bertuhan, niscaya saya akan mengatakan Tuhan itu adalah saya. 

“Tetapi saya tidak menyukai tuhan dan tak ingin memiliki tuhan. Oleh karena itu saya ingin mengatakan hal lain yang tak ada hubungannya dengan tuhan. Yaitu bahwa seluruh pemimpin pemerintahan di dunia dari mulai pemerintahan Hollywood di Amerika hingga Bollywood di India, dari negeri Gajah di Asia hingga negeri Rudal di Irak, dari negeri kulit hitam di Afsel hingga negeri tak bertanah di Israel. Seluruhnya mengutuk kegiatan Ubermensch yang dianggap menyesatkan para pemeluk agama. 

“Namun ada sekelompok kecil masyarakat di negeri yang sangat jauh dari sini. Dengan berani mengambil sikap berbeda dengan pandangan dunia. Indonesia negeri yang kaya, masyarakatnya berani bersikap. Sebagai dukungan moral sekaligus politik dengan resmi saya menyatakan, bahwa pemerintahan Kuba dalam peringatan kemerdekaannya ini menyatakan, bahwa kami mendukung pernyataan New Age. Kami menentang kebijakan dunia yang menghalalkan darah seorang pejuang macam Ubermensch. Dengan resmi kami menyatakan bahwa Ubermensch haram dibunuh. Ubermensch secara resmi pula mendapatkan perlindungan dari pemerintahan Kuba.” 

Pidato resmi Castro mengguncang seluruh dunia. Kegegeran terjadi di mana-mana. Indonesia, negeri latah ini, para pemuka agamanya berkumpul untuk membuat pernyataan resmi memboikot Kuba. Hal itu disambut baik oleh pemerintahan Gus Dur. “Kedutaan Kuba di Indonesia ditutup dan duta besar Indonesia di Kuba akan segera dijemput untuk kembali ke Indonesia.” Demikian sekretaris negara menyampaikan pernyataan resmi pemerintah dalam jumpa pers di Jakarta.
Sementara itu kegiatan organisasi New Age tidak dapat dihentikan lagi, banyak generasi muda, para intelek, para cendikia terlibat dalam organisasi ini. Mereka semakin bersemangat dengat satu kalimat, perjuangan baru dimulai. Pemerintah tidak dapat berbuat banyak dalam mengontrol organisasi ini. Apalagi pada kenyataannya New Age malah memberikan nilai lebih bagi Indonesia. Bersikap tegas di hadapan tekanan dunia. 

Setneg ketika ditanya oleh seorang wartawan berkaitan dengan keberadaan organisasi New Age, hanya dapat menggelengkan kepala. Si wartawan itu mendesaknya untuk memberikan keterangan.
“Apakah itu, maksud saya geleng kepala anda, juga pernyataan presiden?” “Ya. Saya sebagai Setneg hanya bisa mengikuti apa yang disampaikan presiden. Geleng kepala adalah jawaban presiden ketika saya menanyakan keberadaan orgnaisasi itu.” Jawab sang Setneg sambil menyisir rambutnya yang kriting dengan tangannya. Dia memang orang biasa yang selalu mengadakan show Obrolan Orang Biasa. 

Kehebohan akibat pernyataan terbuka Castro juga mempengaruhi sikap keras Amerika terhadap Kuba. Sebelumnya Kuba dicap sebagai negara pembangkang oleh Amerika. Setelah kejadian itu Amerika meningkatkan tekanannya terhadap Kuba. Embargo ekonomi terhadap Kuba diperpanjang. Presiden Amerika bersumpah tidak akan mengunjungi Kuba dan apabila Castro meninggal dunia, dialah yang pertama kali bersujud syukur. Badan intelejen Amerika ditingkatkan pengawasannya. Rancangan siasat busuk untuk menyingkirkan Castro dari tampuk kekuasaan disusun dengan rapi. Berbagai issu dihembuskan untuk menyudutkan Kuba. 

Kepongahan Amerika membuat beberapa negara kecil, yang merasakan kekejaman Amerika mencibirkan bibir dan memboikot keunjungan kenegaraan yang dilakukan oleh aparat pemerintahan Amerika. Menlu Amerika dalam kunjungannya ke Vietnam disambut dengan demonstrasi oleh masyarakat anti kekerasan. Para veteran perang Vietnam berbaris di sepanjang jalan yang dilalui iring-iringan rombongan Menlu, mereka menuntut ganti rugi perang sambil meneriaki Amerika sebagai “musang berbulu ayam”. 

Sikap pemerintah Amerika yang reaktif terhadap pidato Castro, memberi angin segar bagi rezim Sadam. Dari Baghdad di istana pemerintah Sadam Husein memberi dukungan moral untuk Castro. Siaran Pers dilakukan dalam menyambut peryataan Castro. “Kami memang masyarakat bertuhan, tapi kami mendukung Kuba dengan pernyataan terbukanya itu. Bahwa adalah hak setiap manusia untuk mempersepsi Tuhan. Klaim kebenaran yang tunggal adalah sebuah penyesatan bagi manusia itu sendiri. Kehidupan sehari-hari telah mengajarkan kepada kita. Untuk mencapai sebuah tujuan ada banyak jalan ada banyak cara. 

“Pernyataan Castro sebagai pernyataan resmi pemerintah dalam konteks ini tentu saja sah dan tidak bisa dihukum oleh siapa pun termasuk Amerika yang sok pahlawan. Embargo yang dijatuhkan oleh Amerika sama sekali tak berdasar. Dengan ini kami menyatakan bahwa Amerika benar-benar penjahat dunia yang selalu memberangus negara-negara kecil seperti Kuba. Juga kami. Dan kami mengecam segala tindakan anarkis di muka bumi termasuk sikap brengsek Amerika.”

0 komentar

click to leave a comment!